Harrisandbaker.com – Tes kesehatan mental merupakan rangkaian pemeriksaan untuk mengevaluasi kesehatan mental dan mendeteksi gangguan kejiwaan seseorang sejak dini. Hal ini penting dilakukan guna memperoleh penanganan lebih awal, terutama jika seseorang berisiko mengalami gangguan mental.
Gangguan mental adalah penyakit kejiwaan yang dapat memengaruhi emosi, pola pikir, dan perilaku penderitanya. Beberapa jenis gangguan mental yang umum terjadi adalah depresi, gangguan kecemasan, gangguan kepribadian, skizofrenia, dan psikosis.
Seseorang yang mengalami gangguan mental terkadang tidak menyadari bahwa dirinya sedang mengalaminya. Namun, tes kesehatan mental dapat dilakukan untuk menilai kondisi mental seseorang dan membantu psikolog maupun psikiater mendiagnosis gangguan mental yang dialami orang tersebut.
Tes kesehatan mental atau psikotes biasanya dilakukan sebagai persyaratan masuk ke suatu institusi pendidikan maupun pekerjaan tertentu. Tes ini umumnya juga dianjurkan selama konsultasi psikologis diiringi dengan pemeriksaan medis kejiwaan.
Fungsi Tes Kesehatan Mental
Tes kesehatan mental biasanya digunakan sebagai langkah awal untuk mendeteksi apakah seseorang memiliki tanda-tanda gangguan jiwa. Ada beberapa gangguan mental yang dapat terdeteksi melalui tes kesehatan mental, yaitu:
Gangguan bipolar
Depresi
Gangguan stres pascatrauma (PTSD)
Skizofrenia
Gangguan penggunaan zat alkohol
ADHD (attention deficit hyperactivity disorder)
Gangguan makan, seperti bulimia atau anoreksia
Gangguan kecemasan
Tidak hanya itu, tes kesehatan mental juga bisa dilakukan untuk mendiagnosis gangguan mental lainnya, seperti OCD (obsessive compulsive disorder), fobia, dan kecanduan terhadap sesuatu, misalnya minuman berakohol dan narkoba.
Jenis Tes Kesehatan Mental
Berikut ini adalah beberapa jenis tes kesehatan mental yang bisa dilakukan:
1. MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory)
MMPI merupakan salah satu tes kesehatan mental yang sangat sering digunakan untuk menilai kondisi mental dan menentukan diagnosis suatu penyakit kejiwaan, seperti skizofrenia, depresi, dan gangguan kecemasan.
Selain itu, MMPI juga kerap digunakan untuk mengevaluasi kesehatan mental yang terkait dalam kasus hukum, misalnya menilai pembelaan dari tersangka, atau dalam kasus perebutan hak asuh anak untuk membantu pihak berwajib menentukan kesehatan mental kedua orang tua.
Pada tes ini, seseorang akan diminta menjawab beberapa pertanyaan benar atau salah. Nantinya, hasil tes inilah yang akan menentukan apakah orang tersebut memiliki masalah kesehatan mental tertentu atau tidak.
2. PHQ-9 (Patient Health Questionnaire–9)
Tes kesehatan mental selanjutnya adalah PHQ-9. Tes ini digunakan untuk mendeteksi depresi sejak dini. Tidak hanya itu, PHQ-9 juga kerap digunakan untuk menilai tingkat keparahan depresi seseorang dan memantau respons terhadap pengobatan.
Pada tes ini, seseorang diminta untuk menjawab 9 pertanyaan pendek yang perlu dijawab dengan skala 0 (tidak pernah) hingga 4 (hampir setiap hari). Contoh pertanyaan yang biasanya terdapat dalam tes ini adalah “Dalam 2 minggu terakhir, seberapa sering Anda merasa murung, sedih, atau putus asa?”
3. BDI (Beck Depression Inventory)
Selain PHQ-9, BDI merupakan tes kesehatan mental yang digunakan untuk mengukur tingkat keparahan depresi seseorang. Dalam tes ini, terdapat 21 pertanyaan pilihan ganda yang perlu dijawab oleh orang yang menjalani tes.
4. STEPI (Schizophrenia Test and Early Psychosis Indicator)
STEPI adalah tes kesehatan mental yang digunakan untuk mengidentifikasi gejala skizofrenia pada seseorang. Pada tes ini, orang tersebut diminta untuk menjawab 17 pertanyaan seputar kehidupan sehari-harinya dan kecenderungan terhadap halusinasi maupun delusi.
5. Yale-Brown Obsessive Compulsive Scale
Tes kesehatan mental satu ini digunakan untuk mendiagnosis gangguan obsesif komplusif atau OCD. Dalam tes ini, dokter akan memberikan 10 pertanyaan yang hasilnya akan digunakan dokter untuk menilai tingkat keparahan serta jenis dari gangguan tersebut.
Itulah beragam jenis tes kesehatan mental yang perlu Anda ketahui. Perlu diketahui bahwa semua tes di atas hanya sebagai alat bantu untuk mendiagnosis penyakit kejiwaan.
Untuk mengonfirmasi hal tersebut, dokter atau psikolog akan memastikannya dengan melakukan pemeriksaan medis kejiwaan, seperti melihat status mental seseorang secara menyeluruh dan menyarankan pemeriksaan lab atau radiologi tertentu bila diperlukan.